Sentuhan Mizan di Kehidupan
Dari dulu sampai sekarang saya masih berlatih untuk menulis sebuah karangan, entah itu cerpen, cerbung, opini, dan karangan lainnya. Pernah di tengah-tengah perjalanan saya berlatih menulis, untuk membeli sebuah novel. Selama ini bisa dikatakan saya hanya bisa meminjam novel dari teman dan perpustakaan sekolah. Dari dulu saya sering meminjam novel dari teman saya yang kebetulan terbitan dari Mizan, pertama kali saya membaca novel itu entah apa judulnya karena kejadiannya sekitar 2 tahun yang lalu saya langsung terkesimak betapa dahsyatnya novel ini bagi saya. Saya pun tertarik untuk membeli novel terbitan Mizan. Karena saya tidak mampu untuk membeli sebuah novel dari Mizan, saya pun hanya bisa meminjam novel yang dibeli teman-teman saya.
Dulu saya sering merepotkan teman-teman, silih berganti saya meminjam novelnya hanya karena saya tak punya uang untuk membeli novel tersebut. Beberapa teman yang saya pinjam novelnya akan merasa bahwa saya seseorang yang pelit dan boros. Bagaimana tidak, saya selalu meminjam novel teman saya dan sama sekali tidak berniat untuk membeli novel terbitan Mizan. Akhirnya beberapa minggu kemudian, teman-teman yang saya pinjami novel menemui saya dan berkata “Jangan meminjam novelku lagi, cukup sampai di sini,” itu sangat membuatku menyesal karena terlalu sering meminjam novelnya.
Saya pun tak kehabisan ide untuk membaca karya-karya spektakuler dari Mizan, saya meminjam novel-novel terbitan dari Mizan karena di perpustakaan sekolah saya banyak terdapat novel dan karya-karya lainnya yang satu penerbit tidak lain dan tidak bukan Mizan. Saya merasa seperti berjodoh dengan Mizan karena di perpustakaan bahkan di tempat-tempat umum saya menemukan novel-novel dari Mizan, mungkin ini memang bukan berjodoh. Semua orang bisa jadi mempunyai nasib sama seperti saya.
Tapi tidak semua perkenalan saya dengan Mizan berjalan mulus. Sedikit mengalami hambatan karena teman saya masih sedikit kesal dengan saya, karena novelnya sering saya pinjam. Saya mengerti bagaimana perasaannya ketika saya sering meminjam novelnya. Karena merasa tak enak hati, saya menyisihkan uang saya setiap hari untuk membeli sebuah novel yang akan saya berikan untuknya. Dia pasti senang jika saya berikan sebuah novel yang ia suka.
Suatu hari saya berhasil mengumpulkan uang, kemudian saya membeli novel terbitan Mizan untuk teman saya. Seingat saya berwarna jingga kecoklat-coklatan. Saya merasa novel itu membuat ia tidak kesal lagi dengan saya. Apalagi saya membelinya dengan uang sendiri, itu membuat saya merasa lega bisa membelikannya sesuatu. Walaupun hanya novel.
Pada saat hari ulang tahunnya teman saya, saya berniat memberikan novel ini untuknya. Alhasil ia menerimanya dan sangat menyukai hadiah dari saya. Dia lalu berkata, “Thank Cip, kamu baik banget. Maaf ya aku sering jutek sama kamu, tapi itu bukan berarti aku benci sama kamu. Aku nggak nyangka kamu memberikanku hadiah special seperti ini. Makasi banyak,” saya pun lega mendengar perkataannya itu. Dia benar-benar teman yang baik, saya tak bisa menghitung berapa novel saya pinjam darinya. Tapi saya hanya bisa membalasnya dengan sebuah novel. Semoga novel itu berarti untuknya.
Tak disangka Mizan sekarang sudah genap berusia 30 tahun harapan saya Mizan tambah sukses, semakin banyak masyarakat Indonesia untuk membeli buku dari Mizan, buku-buku yang diterbitkan makin bagus dan laris.
Bagaimana menurut kalian postingan saya ini?
Mohon dikomentar, jangan menjadi silent reader. :)
Mohon dikomentar, jangan menjadi silent reader. :)
Good Job .... :D ^^
BalasHapusbagus kok :)
BalasHapusaaaawhhhhh......... aq tersentuh sobat!!!!!!!*Good Job....
BalasHapuskeinginanmu ..... & semangatmu itu luar biasa...... harus di acungi jempol. d^_^b
bahasanya juga pas bgttt... ^_^
bagus nih, segala sesuatu yang di dapetin dari kerja keras pasti nilainya akan lebih.
BalasHapusitu temennya pasti bakal menghargai banget buku itu ^_^
nice share sista
salam sukses ya
Keren cip ^^
BalasHapusKereeen (y)
BalasHapus