PENYAKIT INI MEMBAHAGIAKANKU
17 tahun yang lalu, Yuki gadis cantik dari Nagoya lahir.
Senyuman otou san (ayah) dan okaa-san (ibu) Yuki ketika menggendong anaknya
yang baru lahir membuat mereka begitu bersyukur, karena diberikan putri cantik
dan manis.
“Yumiko
bagaimana jika anak kita diberi nama Yuki? Itu nama yang bagus bukan?” Tanya
Yutaka suami Yumiko.
“Aku
mengikutimu, itu nama yang menarik,” jawab Yutaka.
***
Kini Yuki
telah tumbuh dewasa seperti manusia normal lainnya, tetapi dibalik semua itu orang
tua Yuki menyembunyikan penyakitnya yang telah dideritanya dari lahir. Sekarang
dia sudah remaha, ia merasa tidak paham kenapa dia harus berkonsultasi ke
dokter selama satu minggu sekali. Orang tuanya selalu berhasil menutup mulut
rapat-rapat jika ia menanyakan apa penyakit yang dideritanya.
“Otou-san (ayah), okaa-san (ibu) Yuki mohon beri tahu penyakit yang Yuki derita?” Tanya
Yuki merengek-rengek ke orang tuanya.
“Yumiko apakah
kita harus mengatakannya?” Bisik Yutaka.
“Entahlah,
aku juga bingung. Lebih baik kita menutup mulut rapat-rapat dulu,” jawab Yumiko
berbisik.
“Yuki-chan (chan : untuk anak kecil), anak otou-san (ayah) yang cantik dan manis,
kamu tidak mempunyai penyakit apa-apa sayang,” jawab Yutaka, otou-san (ayah) Yuki.
“Lalu kenapa
Yuki harus selalu berkonsultasi ke dokter otou-san
(ayah)?” Tanya Yuki lugu.
“Otou-san (ayah) hanya ingin kamu sehat
selalu, maka dari itu otou-san rutin
cek ke dokter,” jawab Yutaka.
“Iya Yuki-chan, kamu jangan berpikiran yang
lain-lain. Kami sangat menyayangimu. Maka dari itu kami selalu membawamu ke
dokter,” sambung Yumiko.
“Benarkah?
Kalian tidak menyembunyikan sesuatu?” Tanya Yuki.
“Benar Yuki-chan tidak perlu khawatir,” jawab Yumiko
sambil mengelus rambut panjang Yuki.
***
“Hay Yuki, lusa
kita nonton konser AKB48 bersama Utada Hikaru yuk?” Tanya Emi teman sekelasnya.
“Memangnya
harga tiketnya berapa Mi?” Tanya Yuki semangat.
“Nggak tahu,”
jawab Emi polos.
“Bagaimana
kita bisa menonton jika tidak tahu harganya?” Lanturku.
“Sudahlah, jangan
kamu pikirkan itu Yuki. Bagaimana kalau kita tanya teman-teman, siapa tahu
mereka mau membagi tiket ke kita,” kata Emi semangat.
Emi adalah teman
Yuki yang bisa membuat Yuki merasa nyaman berada di dekatnya. Tak salah jika
orang tua Yuki menceritakan penyakit yang diderita Yuki ke Emi, Emi pun hanya
bisa membahagiakan sahabatnya ini.
***
“Dokter, Yuki
boleh tanya sesuatu nggak?” Tanya Yuki polos.
“Boleh Yuki,
asal jangan yang susah ya. Yang susah dokter nggak bisa jawab,” jawab dokter.
“Pertanyaannya
gampang Dok, penyakit apa yang Yuki derita Dok? Selama ini otou-san (ayah) dan okaa-san
(ibu) selalu menutupi penyakit yang Yuki derita. Yuki merasa mereka berbohong
dengan Yuki, mereka bilang Yuki baik-baik saja, Yuki pun menampakkan wajah
percaya ke mereka, agar mereka tidak terlalu khawatir dengan Yuki. Tolong Yuki
dok!” Rengek Yuki.
“Kenapa bisa
orang tua Yuki belum membicarakan penyakit yang Yuki derita ya? Dokter jadi
heran. Dokter juga tidak mengetahui apa nama penyakit yang Yuki derita, karena
ini penyakit langka yang ada di dunia ini. Yuki harus menikah sebelum berumur
25, menurut buku yang dokter baca jika Yuki memendam kesedihan selama lebih
dari tiga hari maka penyakit yang Yuki derita bisa membahayakan nyawa Yuki.
Jadi, dokter sarankan Yuki selalu berbahagia dan semoga ada seorang laki-laki
yang bisa mendampingi hidup Yuki walaupun menikah di usia yang muda,” kata
dokter.
“Arigatou (terima kasih) Dok, sudah
menceritakan tentang penyakit Yuki. Mungkin orang tua Yuki tidak ingin Yuki
sedih, karena itu akan membuat penyakit Yuki bisa membahayakan nyawa Yuki
sendiri. Yuki juga sering diajak berkenalan dengan anak teman otou-san (ayah) dan okaa-san (ibu) yang seumuran dengan Yuki. Tapi Yuki sama sekali
tidak tertarik,” jelas Yuki.
Yuki pun
keluar dari ruang dokter, tanpa protes sedikit pun karena orang tuanya tidak
memberitahukan penyakitnya.
***
“Pagi Yuki,
aku kemarin membeli tiket konser AKB48 bersama Utada Hikaru lho,” kata Emi membanggakan diri.
“Selamat ya!”
kata Yuki tanpa ekspresi.
“Kamu kenapa
Yuki? Aku beli tiket untuk kamu juga kok.
Tapi tempat duduk kita agak berjauhan, bedanya sekitar 5 tempat duduk. Jadi
kita nggak bisa ngobrol bareng pada saat konser,” kata Emi memberikan tiket.
“Arigatou (terima kasih) Emi, kamu sangat
baik denganku. Nanti aku bayar harga tiketnya, jadi kamu tenang saja,” kata
Yuki gembira.
“Tidak perlu
dibayar, kemarin orang tuamu yang melihatku membeli tiket. Kemudian dia menitip
untuk membelikan tiket untukmu juga. Jadi, tiketnya sudah dibayar oleh orang
tuamu,” jelas Emi.
“Oh begitu
ya, jadi uang yang aku simpan nggak habis. Yes!” Yuki tampak senang ketika
mendengar orang tuanya telah membelikan tiket untuknya.
***
Hari ini
adalah hari di mana Yuki bertemu idolanya, siapa lagi kalau bukan AKB48 dan
Utada Hikaru. Dia mempersiapkan baju tanpa lengan berwarna pink bergambar bunga
sakura dengan celana pendeknya, tak lupa ia berikan sentuhan kaos kaki panjang.
Ia memang selalu mengikuti trend, tak
salah jika ia mengoleksi banyak pakaian di lemarinya. Otou-san (ayah) dan okaa-san
(ibu) Yuki tidak mempermasalahkan berapa harga pakaian tersebut. Yang penting
Yuki membelinya dengan uangnya sendiri.
“Yuki kamu
sudah siap?” Tanya Emi dari luar kamar.
“Siap donk Mi,” jawab Yuki.
Yuki pun
keluar dari kamarnya.
“Kamu cantik
sekali Yuki,” puji Emi.
“Benarkah?
Aku ingin terlihat cantik saat menonton konser ini,” jelas Yuki.
“Ayo kita
berangkat! Nanti telat lho,” seru
Emi.
Sekitar
setengah jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat konser.
“Yuki aku ke
kamar mandi dulu ya, tiba-tiba pingin
pipis,” kata Emi.
“Ok Mi, aku
tunggu di sini ya!” Jawab Yuki.
“Jangan
kemana-mana ya, aku takut sendiri,” jelas Emi.
“Ok!” Jawab
Yuki.
Tiba-tiba ada
seorang laki-laki yang menabrak Yuki sampai jatuh.
“Aduh!” Seru
Yuki.
“Maaf ya, aku
nggak sengaja,” kata laki-laki itu sambil menunduk.
“Tidak
apa-apa. Kamu mau menonton konser ya?” Tanya Yuki mengawali pembicaraan.
“Ya, benar
sekali. Kamu menonton konser juga?” Jawab laki-laki itu.
“Benar
sekali, nama kamu siapa?” Tanya Yuki sambil mengulurkan tangan.
“Masayuki, lalu
nama kamu siapa?” Membalas uluran tangan Yuki.
“Yuki,” jawab
Yuki singkat
“Nama yang
bagus,” puji Masayuki.
Emi pun datang
dari toilet dekat tempat konser.
“Yuki maaf
menunggu lama,” kata Emi.
“Nggak
terlalu lama kok, oh iya ini Masayuki temen baru aku. Masayuki ini Emi sahabat
terbaikku,” sahut Yuki.
“Emi, senang
berkenalan denganmu,” mengulurkan tangan.
“Masayuki,
senang juga berkenalan denganmu,” membalas uluran tangan Emi.
***
“Bye Emi,
semoga nyaman dengan tempat dudukmu,” kata Yuki.
“Kamu juga, happy watching!” Seru Emi
Tiba-tiba
Masayuki duduk di sebelah Yuki.
“Masayuki?
Ternyata kamu duduk di sebelahku ya. Jadi sering ngobrol nih,” sapa Yuki.
“Iya Yuki,
rumahmu di mana Yuki?” Tanya Masayuki memulai pembicaraan.
“Di Nagoya,
kamu tahu Restoran Yuki di Nagoya?” Tanya Yuki balik.
“Itu Restoran
favoritku, rumahmu dekat Restoran itu ya?” Tanya Masayuki lagi.
“Di situlah
rumahku, restoran itu milik ibuku sedangkan ayahku mempunyai usaha lain.
Rumahku di belakang restoran itu,” jelas Yuki.
“Oh rumahmu
di situ. Pantas saja dari tadi aku merasa pernah bertemu denganmu sebelumnya,”
kata Masayuki.
“Lalu rumahmu
di mana?” Tanya Yuki.
Belum sempat
Masayuki menjawab pertanyaan, konser sudah dimulai. Masayuki mengambil beberapa
foto, Yuki juga begitu ia tak ingin ketinggalan sedikit pun keindahan konser
ini. Apalagi dia membeli tiket VIP yang sangat dekat dengan artis idolanya itu.
Sesekali personil AKB48 menoleh ke kamera milik Yuki dengan sergap Yuki
memotretnya dan hasilnya memuaskan.
“Yuki, boleh
nggak aku lihat hasil foto tadi?” Tanya Masayuki polos.
“Boleh, ini
kalau ada yang kamu suka aku bisa kirim lewat email. Sekarang giliran aku
melihat hasil foto milikmu,” rayu Yuki.
“Ini
kameranya, apa alamat emailmu Yuki? Nanti aku akan mengirim foto-foto ini ke
kamu. Jika kamu ada suka,” kata Masayuki.
“Semuanya
bagus, aku sangat menyukainya. Hebat!” Puji Yuki.
“Arigatou (terima kasih) Yuki, hasil
fotomu juga bagus-bagus. Kirim semua ya fotonya ke emailku,” ucap Masayuki.
“Ini alamat
emailku, kamu juga harus mengirim semuanya. Karena aku nggak tahu alamat
emailmu, kamu yang kirim duluan ya! Arigatou
(terima kasih),” kata Yuki.
***
Sejak konser
itu Yuki dan Masayuki sering berkomunikasi lewat email. Hingga suatu hari
Masayuki mengajak Yuki bertemu.
“Ada apa
Masayuki? Kenapa kamu mengajakku ke taman?” Tanya Yuki heran.
“Kamu sudah
punya pacar?” Tanya Masayuki polos.
“Belum, ada
apa kamu menanyakan tentang hal itu?” Tanya Yuki lagi semakin heran.
“Aku hanya
mau bilang bahwa a..a..a..a..a..ada temanku yang suka kamu,” kata Masayuki
terbata-bata.
“Benarkah?
Dia pernah melihatku sebelumnya?” Tanya Yuki.
“Benar, dia
sering memperhatikanmu ketika dia tidak sibuk menjalani sekolahnya,” papar
Masayuki.
“Lalu kenapa
kamu mengajakku ke sini?” Tanya Yuki penasaran.
“Agar kamu
bisa bertemu dengan temanku itu,” jelas Masayuki.
“Oh begitu,
panggilkan temanmu itu aku sangat penasaran,” kata Yuki.
“Toshiyuki
kemarilah!” Jerit Masayuki.
“Eohh??
Tohiyuki itu bukannya nama sahabatku yang dulu pergi ke kota lain ya? Kenapa
dia bisa ada di sini?” Kata Yuki dalam hati.
“Yuki apa
kamu masih ingat aku?” Tanya Toshiyuki.
“Aku sangat
merindukanmu,” kata Yuki langsung memeluk Toshiyuki.
“Kamu tambah
cantik dan manis saja, kamu tahu nggak Masayuki ini siapanya aku?” Tanya
Toshiyuki.
“Teman,”
jawab Yuki cepat.
“Bukan dia
adikku,” kata Toshiyuki.
“Lalu kenapa
Masayuki mengatakan kamu adalah temannya?” Tanya Yuki heran.
“Kejutan,”
mereka kembali berpelukan saling melepas rindu.
“Tadi
Masayuki bilang ada temannya yang menyukai aku, ternyata kamu yang dikatakan
Masayuki. Apakah kamu sengaja menggunakan adikmu sebagai mata-mata agar aku
bisa dekat denganmu Toshi?” Tanya Yuki.
“Aku memang
menyukaimu sejak dulu, sejak kita masih berumur 2 tahun. Aku dulu belum paham
tentang cinta, yang pasti aku tak pernah lupa kenangan kita yang lalu. Maaf ya
kalau akumemata-mataimu” ucap Toshiyuki.
“Arigatou (terima kasih) sudah hadir di
kehidupanku lagi, aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku bersamamu,” kata Yuki.
“Yuki, maukah
kamu menjadi pacarku?” Tanya Toshiyuki sambil bersimpuh di hadapan Yuki.
“Sepertinya
kamu sudah tahu jawabannya bahwa aku TIDAK…TIDAK…TIDAK…AKAN MENOLAKMU,” jawab
Yuki.
“Jawabanmu
mengagetkanku, ini bunga untukmu. Dulu kamu sempat bilang menyukai bunga
sakura, ini aku bawakan untukmu,” kata Toshiyuki romantis.
“Kalian
berdua kenapa tidak menghiraukan aku ya?” Tanya Masayuki protes.
“Maaf kami terlalu
bahagia,” jawab Yuki.
“Maaf aku
lupa akan keberadaanmu di sini, arigatou
(terima kasih) sudah membantuku menjalani misi ini. Kamu memang adik yang
paling baik yang aku punya,” puji Toshiyuki.
“Ya iyalah
paling baik, kan hanya aku satu-satunya adik kakak. Jadi aku adik kakak yang
paling baik, paling bandel, paling pinter, dan lainnya,” kata Masayuki ngambek.
“Jangan
ngambek donk, asem mukanya kalau
seperti itu. Ayo kita semua berpelukan, kita akan segera menjadi keluarga
bukan?”
***
“Otou-san (ayah), okaa-san (ibu) kenapa tidak bilang kalau merencanakan semua ini?”
Tanya Yuki polos.
“Merencanakan
apa sayang?” Tanya okaa-san (ibu)
balik.
“Merencanakan
datangnya Toshiyuki ke kehidupanku lagi,” jawab Yuki.
“Oh itu,
sebenarnya dulu otou-san (ayah) dan okaa-san (ibu) sering menjodohkanmu
dengan anak teman otou-san (ayah) dan
okaa-san (ibu), karena ingin
mengetahui apakah kamu melupakan Toshiyuki. Tapi kamu menolak semua perjodohan
yang telah direncanakan. Maka dari itu otou-san
(ayah) dan okaa-san (ibu) memutuskan
untuk menghubungi orang tua Toshiyuki untuk tinggal di kota ini lagi,” kata okaa-san (ayah) Yuki jujur.
“Lalu tiket
konser, kenapa aku bisa duduk bersebelahan dengan Masayuki?” Tanyaku lagi.
“Sebenarnya
Masayuki yang membeli tiket itu, lalu diberikan kepada okaa-san (ibu). Tiba-tiba Emi datang dan menawarkan jasa, untuk
memberikan tiket itu kepadamu,” jawab okaa-san
(ibu).
“Oh begitu
ya, arigatou (terima kasih) otou-san (ayah) dan okaa-san (ibu) kejutan ini membuat Yuki bahagia,” kata Yuki.
***
“Hy Yuki, aku
membawa kejutan untukmu,” kata Toshiyuki.
“Memang apa
kejutannya? Jadi penasaran,” jawab Yuki kalem.
“Tutup mata
dulu,” kata Toshiyuki.
“1, 2, 3 buka
mata pelan-pelan ya Yuki,” kata Toshiyuki berbisik.
“Wooww!
Yukata ini bagus sekali, pasti belinya mahal,” kata Yuki senang.
“Jangan
pikirkan harganya, besok kamu harus memakainya di pesta kembang api ya. Kamu
pasti terlihat sangat cantik memakai ini,” kata Toshiyuki.
“Siap
Toshiyuki,” kata Yuki sambil memberikan eye
smile-nya.
“Ayo kita
jalan, akan aku traktir kamu makan sushi, nabe, sashimi, dan donburi,” kata
Toshiyuki mentraktir Yuki.
“Banyak
sekali makanan yang akan kamu traktir, ayo kita jalan aku jarang makan sushi
sekarang!” kata Yuki bersemangat.
Mereka
menghabiskan waktu untuk menikmati kuliner khas Jepang yang bukan main
lezatnya.
“Arigatou (terima kasih) Toshiyuki telah
mentraktirku makan. Perutku kenyang sekali, hati-hati di jalan ya,” kata Yuki
sambil melambaikan tangan.
“Bye, see you my princess,” kata
Toshiyuki menutup perjumpaan hari ini.
***
“Yuki-chan, otou-san (ayah) dan okaa-san
(ibu) ingin memberitahukan sesuatu hal. Duduklah,” kata otou-san (ayah).
Yuki pun bersimpuh di hadapan otou-san (ayah) dan okaa-san (ibu).
“Ada apa otou-san (ayah)?” Tanya Yuki penasaran.
“Kamu
mempunyai penyakit yang langka ada di dunia ini,” jawab okaa-san (ibu).
“Tidak perlu
diceritakan okaa-san (ibu). Yuki
sudah tahu dari dokter,” kata Yuki.
“Oh kalau
dokter sudah menceritakan otou-san
(ayah) dan okaa-san (ibu) jadi lega. Apakah
kamu siap menikah ketika kamu usai kuliah Yuki? Menikah dengan Toshiyuki, tadi otou-san (ayah) dan okaa-san (ibu) Toshiyuki datang. Mereka setuju dengan pernikahan
ini, mereka juga prihatin dengan penyakitmu ini,” kata otou-san (ayah) Yuki panjang.
“Aku mau otou-san (ayah), apakah penyakitku akan sembuh jika menikah dengan
seseorang otou-san (ayah)? Jujur ini
penyakit yang aneh bagiku. Apakah Toshiyuki mau menikahiku?” Tanya Yuki.
“Pasti sembuh
sayang, ini memang penyakit yang aneh. Otou-san
(ayah) dan okaa-san (ibu) Toshiyuki
mengatakan bahwa Toshiyuki pernah berkata ingin menikahimu segera. Setelah
kuliahlah waktunya,” jawab otou-san
(ayah) Yuki.
“Yeeeyy! Yuki
bisa sembuh, penyakit ini membuat Yuki bahagia,” sorak Yuki sambil menunjukkan dance yang tidak jelas. Otou-san (ayah) dan okaa-san (ibu) Yuki hanya bisa tertawa melihat perilaku anaknya.
Komentar
Posting Komentar